KEISTIMEWAAN TAUBAT


الْخُطْبَةُ الرَّابِعَةُ لِجُمَادَى الآخِرَةِ

KEISTIMEWAAN TAUBAT

الْحَمْدُ للّهِ الْمُتَفَرِّدِ بِكَمَالِ الذَّاتِ وَالصِّفَاتِ، الْمُتَقَدِّسِ فِى كَمَالِهِ عَنْ مُشَابَهَةِ الْمَخْلُوْقَاتِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدًا يَمَْلأُ الْكَائِنَاتِ. وَأَشْكُرُهُ عَلَى سَوَابِغِ نِعَمِهِ الْمُتَوَاتِرَاتِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِى رُبُوْبِيَّتِهِ وَإِلَهِيَّتِهِ وَمَا لَهُ مِنَ اْلأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ السَّادَاتِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ  أُولِى الْفَضَائِلِ وَالْكَرَمَاتِ.

(أَمَّا بَعْدُ) فَيآ أَيُّهَا النَّاسُ : اتَّقُوا الله َتَعَالَى وَهُبُّوْا مِنْ هَذِهِ الرَّقْدَةِ وَالْغَفَلاَتِ. وَأَعِدُّوْا عَمَلاً صَالِحًا لِلنَّجَاةِ. وَبَادِرُوْا التَّوْبَةَ وَالإِسْتِقَالَةَ مِنَ السَّيِّئَاتِ. وَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ اْلآمَالُ وَاْلأَمَانِى الْكَاذِبَاتُ، وَاعْتَبِرُوْا بِمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ مِنَ الْقُرُوْنِ وَاْلأُمَمِ الْخَالِيَاتِ.

Para hadirîn jama’ah Jum’ah yang senantiasa di muliakan Alloh…

Marilah kita selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Alloh ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dan marilah kita senantiasa berupaya untuk menggapai keridloan Alloh, sehingga kita termasuk orang yang dicintai-Nya. Diantara upaya agar dicintai Alloh adalah dengan senantiasa melakukan taubat serta memperbanyak istighfar, karena Alloh dan Nabi-Nya telah menyatakan demikian :

قال الله تعالى: إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ. وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلتَّائِبُ حَبِيْبُ اللهِ، وَالتَّائِبْ مِنَ الذُّنُوْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ.

Artinya : Alloh berfirman : “Sesungguhnya Alloh mencintai orang-oang yang memperbanyak taubat dan orang –orang yang bersuci”. Dan Nabi r bersabda : “Orang yang melakukan taubat adalah kekasih Alloh, dan orang yang bertaubat dari dosa-dosanya itu seperti halnya orang yang tidak memiliki dosa”. Baca lebih lanjut

Amanat Bagi Manusia


الْخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ لِجُمَادَى الآخِرَةِ

AMANAT BAGI MANUSIA indo

الْحَمْدُ ِللهِ الْمُتَفَرِّدِ بِكَمَالِ الْعَظَمَةِ وَالْجَلاَلِ. الْمُتَقَدِّسِ عَنِ النُّظَرَاءِ وَالأَمْثَالِ. فَسُبْحَانَهُ مِنْ إِلَهٍ عَظِيْمٍ لاَتُحْصِى الْخَلاَئِقُ مَا لَهُ مِنْ صِفَاتِ الْكَمَالِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِى رُبوُبِيَّتِهِ وَإِلَهِيَّتِهِ وَمَا لَهُ مِنْ صِفَاتِ الْكَمَالِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَنْ نَطَقَ وَقَالَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَفْضَلِ صَحْبٍ وَخَيْرِ آلٍ.

(أَمَّا بَعْدُ) فَيآ أَيُّهَا النَّاسُ : اتَّقُوا الله َتَعَالَى يَا مَغْرُوْرَ اْلأَمَانِيْ وَاْلآمَالِ، ويَا مَشْغُوْلاً بِلَذَّاتٍ زَالَ، تَفَكَّرُوْا فِي خَلْقِكُمْ كُلَّ حَالٍ، وَتَأَمَّلُوْا بِأَنَّ حَيَاتِكُمُ اْلآنَ لاَ تَكُوْنُ إِلاَّ لِعِبَادَةِ الْجَلاَلِ.

Para hadirîn, jama’ah Jum’ah Rohimakumullôh …. .

Pada waktu dan majlis yang sangat mulia ini marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Alloh dengan senantiasa menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, serta melanggengkan ketaqwaan yang telah kita bina di segala kesempatan.

Adalah hal yang maklum bila manusia merupakan sosok makhluk Alloh yang tercipta dalam kejadian yang paling sempurna dengan disertai akal yang sempurna agar mampu menanamkan akhlaqul karimah dalam setiap nafas serta langkahnya. Sungguh manusia telah dikaruniai berbagai keunggulan yang tak dimiliki makhluk lain. Namun di balik itu semua, manusia juga terbebani tanggungan yang tidak sepele, yaitu taklif (tuntutan) untuk memenuhi kewajiban hidup di dunia ini, manusia tercipta hanya untuk mengabdikan diri kepada Alloh. Inilah beban amanat yang kita emban. Alloh ta’ala telah berfirman :

Baca lebih lanjut

Muslim Sejati (indo)


الْخُطْبَةُ اْلأُوْلَى لِجُمَادَى اْلأَخِرَةِ

Muslim Sejati (indo)

اَلْحَمْدُ ِللهِ مُبْدِعِ الْكَوْنِ وَمُنْشِيْهِ، وَمُوْجِدِهِ مِنْ عَدَمٍ وَمُبْدِيْهِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى إِحْسَانِهِ الَّذِى لاَ أُحْصِيْهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِى رُبُوْبِيَّتِهِ وَإِلَهِيَّتِهِ وَأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مُعَلِّمُ الإِيْمَانِ وَهَادِيْهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَذَوِيْهِ وَمَنْ حَسُنَتْ فِى الإِسْلاَمِ سِيْرَتُهُ وَمَسَاعِيْهِ.

( أَمَّا بَعْدُ ) فَيآ أَيُّهَا النَّاسُ : اتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى، وَهُبُّوا مِنْ هَذِهِ الرَّقْدَةِ وَالْمَنَامِ، وَاهْجُرُوا الْفَوَاحِشَ وَالآثَامَ، وَارْجِعُوْا إِلَى طَاعَةِ الْمَلِكِ الْعَلاَّمِ، وَاغْتَنِمُوْا بَقِيَّةَ الْعُمْرِ وَالأَيَّامِ، وَاحْفَظُوْا دِيْنَ اْلإِسْلاَمِ.

Para hadirin jama’ah Jum’ah Rohimakumullôh……

Marilah kita mantapkan pengabdian kita kepada Alloh dengan senantiasa membudayakan rasa taqwa di setiap kesempatan, baik ketika susah maupun gembira, ketika sunyi maupun ramai. Segala yang kita rasakan itu merupakan nikmat dan anugrah dari Alloh, akan tetapi dari semua nikmat yang ada, tidak ada satu-pun yang membandingi keagungan nikmat yang berupa tetapnya iman dan Islam, karena hanya dua unsur ini-lah yang dapat menjamin keselamatan dan kebahagiaan abadi. Maka dari itu, marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat yang tak terhingga nilainya ini dengan menjalankan segala aturan Alloh dengan suatu harapan agar mendapatkan rido-Nya, dengan begitu kita akan menjadi mukmin yang utama.

Saudara-saudara muslim yang berbahagia….

Untuk menjadi mukmin yang utama, selain harus memenuhi hak-hak Alloh, juga tidak akan menyakiti hati maupun badan sesama muslim. Nabi SAW bersabda :

عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْمُسْلِمِينَ أَفْضَلُ ؟ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Artinya : Diriwayatkan dari Abu Musa bahwa Rosululloh r ditanya : “Wahai Rosululloh, Orang muslim seperti apa yang paling utama ?”, Beliau menjawab : “Yaitu orang yang menjaga mulut dan tangannya dari segala yang menyakitkan muslim lain”. Baca lebih lanjut

Senantiasa Mengingat Allah


الْخُطْبَةُ الرَّابِعَةُ لِجُمَادَى اْلأُوْلَى

SENANTIASA MENGINGAT ALLOH

الْحَمْدُ للهِ الَّذِى نَوَّرَ بِنُوْرِ هِدَايَتِهِ قُلُوْبَ أَهْلِ السَّعَادَةِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى مَا أَوْلاَهُ مِنَ اْلإِحْسَانِ وَأَفَادَهُ. وَأَشْكُرُهُ وَقَدْ تَأَذَّنَ لِلْشَّاكِرِيْنَ بِالزِّيَادَةِ[1]. وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِى رُبُوْبِيَّتِهِ وَإِلهِيَّتِهِ وَأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ وَتَدْبِيْرِ أُمُوْرِ عِبَادِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْهَادِى إِلَى سَبِيْلِ السَّعَادَةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَنْصَارِ الدِّيْنِ وَأَمْدَادِهِ.

(أَمَّا بَعْدُ) فَيآ أَيُّهَا النَّاسُ : اتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى، وَاذْكُرُوا اللهَ تَطْمَئِنُّ ْالأَفْئِدَةُ، وَاتَّعِظُوْا بِالْمَوَاعِظِ الْحَسَنَةِ، وَاتْرُكُوا الْعَمَلَ السَّيِّئَةَ، تَفُوْزُوْا فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ.

Para hadirîn, jama’ah Jum’ah yang berbahagia …. .

Marilah kita senantiasa mengabdikan diri pada Alloh dengan menjaga rasa takut kepada-Nya dalam semua kesempatan, di kala sunyi maupun ramai, di kala susah maupun gembira.

Alloh telah menciptakan jin dan manusia serta memerintahkan mereka untuk selalu mengabdi pada-Nya. Maka, sudah semestinya dengan mengerahkan segala kemampuan, kita harus taat dan selalu ingat kepada Alloh yang telah menganugrahi jiwa dan raga ini, bumi tempat berpijak, bermacam-macam kenikmatan dengan segala fasilitas hidup kepada kita, serta kesehatan akal dengan tetapnya iman dan Islam yang merupakan anugrah paling Istimewa. Dengan begitu, ingat kepada Alloh itu murni sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kita kepada Alloh, tujuannya agar kita lebih diperhatikan dan selalu dilimpahi taufik serta hidayah-Nya. Dalam salahsatu ayat Al Qur’an, Alloh berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً. هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلآئِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا  (الأحزاب : 41-43)

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kepada Alloh dengan berdzikir sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Alloh-lah yang memberi rahmat pada kalian dan para malaikat-Nya memohonkan ampunan untuk kalian, supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan menuju cahaya. Dia adalah dzat yang maha belas kasih kepada orang-orang mukmin”.

Baca lebih lanjut

Keagungan Derajat Ulama


الْخُطْبَةُ الثَّالِثَةُ لِجُمَادَى اْلأُوْلَى

Keagungan Derajat Ulama (Indo)

الْحَمْدُ للهِ الَّذِى نَوَّرَ قُلُوْبَ أَوْلِيَائِهِ بِأَنْوَارِ الْوِفَاقِ. وَرَفَعَ قَدْرَ أَصْفِيَائِهِ فَعَلاَ ذِكْرُهُمْ فِى الدِّيْنِ وَفَاقَ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْداً يَمْلأُ اْلآفَاقَ. وَأَشْكُرُهُ وَالشُّكْرُ لِنِعَمِهِ أَوْثَقُ وَثَاقٍ. وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلاَ ضِدَّ وَلاَ نِدَّ وَلاَمُنَازِعَ وَلاَمُشَاقَّ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ الْخَلْقِ عَلَى اْلإِطْلاَقِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ السُّبَّاقِ، إِلَى اْلإِيْمَانِ وَالْهِجَرَةِ وَالْجِهَادِ وَاْلإنْفَاقِ.

(أَمَّا بَعْدُ) فَيآ أَيُّهَا النَّاسُ : إتَّقُوا اللهَ تَعَالَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اْلعُلَمَاءَ وَاْلأَوْلِيَاءَ مِصْباَحُ لِلْخَلاَقِ، وَهُمْ خُلَفَاءُ اْلأَنْبِيَاءِ وَوَرَثَتُهُمْ عَلَى اْلإِطْلاَقِ.

Para hadirîn, jama’ah Jum’ah Rohimakumullôh …. .

Pada waktu dan tempat yang sangat mulia ini marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Alloh dengan senantiasa menjalankan segala perintah Alloh serta menjauhi segala larangan-Nya yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad r yang kemudian diteruskan oleh para Shohabat, Tabi’in, Tabi’it tabi’in hingga para Ulama selaku pewaris para Nabi.

Saudara-saudara muslim yang berbahagia…..

Kita tentu sering mendengar istilah zaman jahiliyah, yakni zaman sebelum Muhammad menjadi Nabi, zaman ini masyhur dengan sebutan zaman kegelapan, hal ini karena pada zaman itu tidak adanya ajaran kebenaran, perilaku dan pemikiran masyarakat bobrok dan tidak diamalkannya syari’at Alloh yang notabene merupakan penerang hati. Segala bentuk kemunkaran, kemaksiatan, pencurian, perzinaan, riba, korupsi, penipuan, mabuk-mabukan dan sejenisnya telah menjadi budaya keseharian masyarakat dengan tanpa ada rasa malu dan takut kepada sesama maupun kepada Alloh bagi para pelakunya. Faktor terjadinya semua itu karena mereka buta akan jalan yang lurus (syari’at Alloh), sehingga mereka tersesat ke jurang dosa, sebagaimana tersesatnya orang yang berjalan di kegelapan malam dengan tanpa adanya cahaya, langkahnya ngawur dan tanpa pertimbangan, yang kaya menindas yang miskin, yang kuat sewenang-wenang pada yang lemah, pejabat memeras dan mengkorupsi hak-hak bawahan da masyarakatnya.

Baca lebih lanjut

Tawakkal


الْخُطْبَةُ الأُولَى لِجُمَادِى الأُولَى

Tawakkal (Indo)

الْحَمْدُ للهِ العَلِىِّ اْلعَظِيْمِ الَّذِى خَلَقَ فَسَوَّى، وَالَّذِى قَدَّرَ فَهَدَى. فَسُبْحَانَهُ مِنْ إلهٍ عَظِيْمٍ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا. أَحمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَبِحَمْدِهِ يَلْهَجُ أُوْلُو اْلأَحْلاَمِ والنُّهَي. وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمٍ لاَ أُحْصِى لَهَا عَدَدًا وَلاَ أَبْلُغُ لَهَا مُنْتَهَى. وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْكَبِيْرُ اْلأَعْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى سَبِيْلِ اْلأَقْوَمِ وَالْمُحَذِّرِ مِنْ طُرُقِ الْهَلاَكِ وَالشَّقَا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلهِ وَأَصْحَابِهِ أَئِمَّةِ الْعِلْمِ وَالْهُدَى.

(أَمَّا بَعْدُ) فَيآ أَيُّهَا النَّاسُ : اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى فَقَدْ طَالَ إِعْرَاضُكُم ْعَنِ النَّبَإِ الْعَظِيْمِ تَغَافُلاً وَجَهْلاً، وَاعْلَمُوْا أَنَّ مَنْ أَتْقَنَ وَجَزَمَ بِاللهِ نَجَا، وَمَنْ كَفَرَ بِهِ وَاسْتَكْبَرَ طَغَى، وَمَنْ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ فَهُوَ كَفَى.



Para hadirin ahli Jum’ah Rohimakumullôh……

Marilah kita mantapkan pengabdian kita kepada Alloh dengan senantiasa membudayakan rasa taqwa di setiap kesempatan, baik ketika susah maupun gembira, ketika sunyi maupun ramai. Dan marilah kita renungkan dengan hati yang jernih bahwa segala yang wujud di alam ini murni ciptaan Alloh, juga segala yang kita lalui tidak akan keluar dari qodo dan qodar-Nya. Meskipun setiap makhluk melakukan aktifitasnya sendiri-sendiri untuk menggapai tujuannya, tapi sudah barang tentu apa yang akan dihasilkan tidak akan keluar dari keputusan Alloh yang telah ditentukan sejak dahulu kala. Maka kita harus menerima pada kenyataan, serta menyerahkan segala urusan kepada Alloh setelah kita berusaha. Sebab kewajiban kita sebagai makhluk tidak lain hanyalah berusaha, sedangkan hasil dan tidaknya murni merupakan wewenang Alloh.

Salah satu sifat Alloh adalah Ar-Rohman (maha belas kasih), yakni Alloh senantiasa menyayangi makhluknya dan tak akan menyia-nyiakan hak-hak makhluk, contohnya masalah rizki, segala kehidupan yang telah diciptakan Alloh telah dijamin kebutuhan hidup yang berupa rizki. Hal ini telah difirmankan Alloh dalam Al Qur’an :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي اْلأَرْضِ إِلاًّ عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا (هود: 6)

Artinya : “Tiada suatu makhluk hiduppun di bumi, melainkan Alloh-lah yang menanggung rizkinya, dan Alloh mengetahui tempat tinggalnya dan tempat di akhiratnya nanti”. Baca lebih lanjut

Dunia Hanya Sementara


الْخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ لِرَبِيْعِ الآخِرِ

(Dunia Hanya Sementara (indo

الْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الخَلاَّقِ. اَلْوَلِىِّ فَلاَ وَلِيَّ مِنْ دُوْنِهِ وَلاَ وَاقٍ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَلَهُ مَالِكِيَّةُ الْحَمْدِ وَاْلإِسْتِحْقَاقِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى إِحْسَانِهِ الَّذِى لاَ يُعَدُّ وَلاَ يُطاَقُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلاَضِدَّ وَلاَنِدَّ وَلاَمُنَازِعَ وَلاَمُشَاقَّ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخَلِيْلُهُ أَشْرَفُ الْخَلْقِ عَلَى الإِطْلاَقِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ السُّبَّاقَ، إِلَى الإِيْمَانِ وَالْهِجْرَةِ وَالْجِهَادِ وَالإِنْفَاقِ.

(أَمَّا بَعْدُ) فَيآ أَيُّهَا النَّاسُ : اتّقَوُا اللهَ تَعَالَى عِبَادَ اللهِ يَجِبُ عَلَيْنَا السَّعْيُ وَاْلإِكْتِسَابُ، وَاْلأَخْذُ عَلَى التَّيَقُّظِ فِي اْلأَسْبَابِ وَالتَّأَنِّي مُنْتَظِرًا لِفَضْلِ اللهِ رَبِّ اْلأَرْبَابِ، ثُمَّ الصَّرْفُ بِثَمْرَتِهَا زَادًا لِلْمَآبِ.

Para hadirin ahli Jum’ah Rohimakumullôh……

Marilah kita mantapkan pengabdian kita kepada Alloh dengan senantiasa membudayakan rasa taqwa di setiap kesempatan, baik ketika susah maupun gembira, ketika sepi maupun ramai. Dan marilah kita merenungi sejenak kehidupan ini. Pada hakikatnya, masa hidup di dunia sangat-lah pendek bila dibanding dengan kehidupan akhirat yang tak mengenal akhir. Bila kita angan-angan lebih dalam lagi, akan dapat menyimpulkan bahwa sedetik dari masa kehidupan dunia merupakan perbandingan dari ratusan tahun masa akhirat kelak. Maka jangan sia-siakan detik-detik di dunia, karena kelak nanti pasti akan dipertanggung jawabkan dihadapan Alloh serta akan menerima balasan setimpal. Melihat dari perbandingan tadi, Nabi SAW memperingatkan manusia dengan bersabda demikian :

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرِ سَبِيْلٍ

Artinya : “Posisikanlah dirimu di dunia ini seperti halnya orang yang mengembara atau orang yang melintasi jalan”. Baca lebih lanjut