Mukaddimah Mu’allif Jauharotut Tauhid

Segala puji bagi Allah satu-satunya Zat yang meniadakan dan mewujudkan, yang disucikan dari aib kekurangan dan perbandingan. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa, yang tidak bersekutu, yang Qadim ( tidak berpemulaan ), yang berbeda dengan mahkluk, yang kekal, dan yang membinasakan alam. Dan aku bersaksi bahwa junjungan dan Nabi kita Muhammad SAW adalah hamba-Nya dan rasul-Nya yang benar, yang dapat dipercaya, yang menyampaikan ajaran Tuhan Semesta Alam. Semoga Allah merahmati beliau berikut keluarganya dan sahabatnya-sahabatnya yang berhiaskan mutiara-mutiara makrifat dan bunga-bunga pengetahuan.

Telah hadir sebuah nazhaman yang memuat mutiara ilmu Tauhid. Penyusunnya Syeikh Ibrahim Al Laqqani ( wafat 1631 M ) yang sangat alim dan meluap ilmunya. Beliau memberinya nama “ Jauharatut Tauhid “ ( Mutiara Tauhid ). Keindahan susunannya yang memukau dan mengesankan, menarik banyak orang untuk memasuki taman faedahnya dan mengambil buah yang tersaji di dalamnya.

Beberapa teman dekat saya meminta agar saya menulis hasyiah ( catatan pinggir ) yang dapat menerjemahkan sandi-sandi dan isyarat-isyarat halus yang terselip di dalamnya dan membantu mereka dalam menyingkap selubung yang menutupinya.

Ketika hati terasa lapang, saya curahkan perhatianku dan saya kerahkan pikiranku untuk menyelami telaga ilmunya. Saya merasa dimudahkan dengan sudah adanya beberapa hasyiah dan ulasan nazhaman tersebut. Salah satunya ulasan dari Syaikh Abdus Salam ( wafat 1668 M ). Juga dengan sudah adanya beberapa tulisan dari tokoh-tokoh terkemuka dan beberapa kunci pembuka lainnya. Dari semua itu saya memungut mutiara-mutiara indah dan merangkainya ke dalam suatu karya tulis yang kemudian saya beri nama ” Tuhfatul Murid ” ( Bingkisan untuk Pecinta Tauhid ).

Semoga Allah menjadikannya amal yang murni demi Zat-Nya yang Mulia dan yang bermanfaat bagi orang-orang yang mau menerimanya dengan hati bersih.

Saya berharap kepada orang yang menelaahnya agar melakukan kajian kritis dan menyelubungi kealpaan di dalamnya karena menutupi cela adalah salah satu ciri orang mulia dan meyiarkannya adalah salah satu kebiasaan orang tercela.

Kepada Allah saya meminta dan kepada Nabi-Nya saya bertawasul agar hasyiah ini diterima dengan baik. Sesungguhnya Dia-lah sebaik-baik tempat berharap dan semulia-mulia tempat meminta.

Shahibul Hasyiah:
Al Faqir Ibrahim Al Bajuri

Tinggalkan komentar